Namanya Rumiris Pasaribu, panggilannya Riris. Temanku kuliah satu angkatan 2006-2007 di Fakultas Ekonomi (Akuntansi) UNRIKA, Pertama kali kenal Riris, Saat kami masih semester pertama Riris merupakan mahasiswi transter/pindahan (kayak ngirim uang aja hehehe) dari kampus tentangga, Kalau dikelas dia mah sedikit pendiam, bicaranya memang sopan asli medan kayak orang Jawa, Tapi begitu kenal lebih jauh orangnya ternyata enak, hangat dan seorang teman yang setia. Dan walaupun jarang ikut ngumpul di kampus yaaa karna kami masing-masing memiliki kesibukan bekerja di pagi hingga sore hari hanya dapat ngumpul pada malam hari, dia juga salah seoarang yang mempunyai wawasan walau jarang ngampus tapi ide-idenya bagus juga lho.?
Dia tipe mahasiswi yang berdedikasi, benar2 mencintai apa yang di lakukan. Riris juga tipe manusia pekerja keras yaaa sama kayak temam-teman yang lain begitu juga dengan saya biaya kuliah tidak kami peroleh dengan mudah (tinggal minta sama orang tua) kami harus bekerja dulu menunggu hingga akhir bulan. Dia setahuku adalah termasuk sedikit di antara mahasiswi Akuntansi yang benar2 tahu apa fungsi berbagai macam pelajaran akuntansi, Dia tipe orang yang tetep bisa emerge, menjulang, di tengah kesederhanaan dan keterbatasan. Impian kami Dengan semuanya itu, kami lulus tepat waktu, namun agaknya dia kurang beruntung dalam memperjuangankan hingga akhir S1. Entah apa yang Riris rencanakan untuk hari Rabu 2 Juli 2008 kemarin, mungkin beraktifitas seperti hari-hari biasa bekerja pagi hingga petang dan ngampus. Namun Tuhan mempunyai rencana lain. Hari itu ternyata adalah terjadi kecelakaan antar motor dengan motor hingga akhirnya mengantarkan Riris. Sehari sebelumnya Riris meninggal dunia sekitar pukul 18.00 hingga 21.00 kami semua ngumpul dikampus belajar di kelas yaaa seperti hari-hari biasanya aktifitas malam kami dan kebetulan sekali Riris duduknya berdampingan dengan saya kita belajar dan sambil ngobrol bosa-basi, setelah usai kegitan kelas kita pun pulang kerumah masing tapi saya dan kawan-kawan yang lain masih asik ngobrol begitu pula dengan Riris yang saya lihat di pakiran banyak kawan yang ingin sekali mengantarkan dia pulang dengan sepeda motor tapi itu semua Ia tolak, Dan keesokan harinya kami dengar kabar telpon dan email Ia sudah Tiada dan masih berada di RSOB dan Mendian akan dikebumikan diMedan diTanah kelahirannya. Saya dan kawan-kawan yang lain terus menuju RSOB untuk membuktikan kabar tersebut dan ternyata benar Itu Riris kawan seperjuangan kami,,, Hari itu hujan terun melengkapi sudah kesedihan kami...
Kami semua teman-temannya hanya mampu menemani untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Mendiang di RS saja, karena semau keperluan hingga keberangkatan mendiang dan keluarga sudah diserahkan kepihak Perusahaan dimana Riris berkarya. Hanya itulah yang bisa kami lakukan. Walaupun semuanya berusaha bersikap biasa, aku tahu semuanya sedih, aku tahu semuanya merasa aneh, merasa kaget. Tak ada yang menduga sama sekali, apalagi malam terakhir itu kita semua bertemu bercanda gurau bersama teman-teman. di kampus. Ah.. Selamat jalan Riris,…kamu sekarang sudah tidak ada. Kami akan selalu mengenangmu Teman semoga kamu mendapat tempat terbaik di sisi-Nya
1 komentar:
Setiap yang hidup pasti mati...
bukankah ini sudah ketetapan Ilahi..
hanya saja, usianya masih terbilang sangat mudah, belum lagi menjejak kepernikahan sebagaimana impianya.
Siapa yang menyangka?
tak khan ada yang tau, Ia harus pergi hari itu, lewat kecelakaan yang membuat hati miris dan trauma..
Namun sejatinya yang terpenting, setiap kejadian membawa kita menjadi manusia yang dewasa, terus waspada..
kita masih hidup detik ini, tapi tak khan bisa memastikan di detik2 berikutnya.
Selalu melakukan yang terbaik, hingga saatnya pergi kita telah menjadi yang terbaik.
Good by our friend, may God bless U
Posting Komentar