Kamis, 24 Juli 2008

Tridarma Perguruan Tinggi

Sekilas Tentang Tr!DaRma
Penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi didasarkan kepada semangat pelaksanaan otonomi perguruan tinggi, yakni otonomi keilmuan yang melekat pada dosen dan otonomi pengelolaan keuangan yang melekat pada pengelola perguruan tinggi. Dosen secara individual memiliki kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik. Sementara itu, setiap mahasiswa memiliki kebebasan akademik. Otonomi keilmuan merupakan prinsip dasar bagi sivitas akademika untuk dipelihara dan dikembangkan dengan berpedoman kepada kaidah dan etika ilmiah. Oleh karena itu, setiap anggota sivitas akademika baik secara perseorangan maupun bersama-sama memiliki hak dan tanggung jawab untuk mengemban dan melaksanakan otonominya itu, khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Pertama, dalam penyelenggaraan pendidikan, ilmu (pengetahuan) dipandang sebagai produk. Ilmu merupakan produk pemikiran dan penelitian (pustaka, kancah, dan laboratorium) para ahli pada bidang masing-masing, kemudian dialihkan kepada mahasiswa sebagai pelanjut para ahli tersebut. Produk itu menjadi titik tolak penelitian untuk mengembangkan unsur substansi, unsur informasi, dan unsur metodologi. Dengan cara demikian, temuan baru akan dapat diperoleh melalui penelitian akademik dan penelitian pengembangan dalam konteks kekinian dan kedisinian.

Di samping itu, ilmu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penerapan keahlian sivitas akademika dalam menunjang kemajuan masyarakat. Penerapan ilmu dapat dijadikan media untuk mengukur signifikansi ilmu bagi penyelenggaraan pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hal itu, dapat diperoleh umpan balik sebagai masukan bagi perumusan kebijakan di bidang kurikulum dan program studi yang dibutuhkan. Program studi yang dibutuhkan terus dikembangkan, bahkan ditingkatkan. Sementara itu, program studi yang tidak dibutuhkan sebaiknya dibubarkan.

Kedua, dalam penyelenggaraan penelitian, ilmu dipandang sebagai proses. Ilmu dikembangkan melalui cara kerja ilmiah sesuai dengan pendekatan dan model penelitian yang digunakan. Hasil penelitian dialihkan dalam penyelenggaraan pendidikan, terutama dalam kegiatan pembelajaran. Dosen akan mengalihkan bahan pengajaran berdasarkan hasil penelitian. Sementara itu, mahasiswa akan memperoleh unsur-unsur ilmu yang segar dan mutakhir. Hasil penelitian tersebut diuji kembali dalam penyelenggaraan penelitian berikutnya secara terus menerus dan berkesinambungan.

Di samping itu, penelitian dapat dijadikan sebagai cara kerja untuk memecahkan masalah kemasyarakatan secara ilmiah. Cara pemecahan masalah yang demikian tentu saja sangat tergantung kepada karakteristik dan daya ampuh masing-masing disiplin atau bidang ilmu. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner atau pendekatan multidisipliner. Dengan cara demikian, substansi disiplin atau bidang ilmu akan berkembang, karena pada dasarnya ilmu merupakan deskripsi, eksplanasi, dan prediksi tentang kehidupan dalam arti yang luas, mencakup gejala alamiah, gejala sosial, dan gejala budaya, sebagai “buku besar” yang penuh dengan pertanda dan misteri.

Ketiga, dalam penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat, ilmu dipandang sebagai metode. Ilmu ditempatkan sebagai instrumen dan cara kerja untuk memecahkan masalah kemasyarakatan secara ilmiah. Hal itu bermakna bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan wahana penerapan ilmu dan keahlian sivitas akademika dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Unsur substansi, unsur informasi, dan unsur metodologi dari berbagai disiplin atau bidang ilmu yang sangat abstrak dapat dikonkretisasi dalam kehidupan masyarakat yang selalu mengalami perubahan dan sarat masalah yang sangat rumit dan pelik.
Di samping itu, cara pemecahan masalah melalui penelitian aksi dan penelitian kebijakan dalam penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat akan memperoleh keluaran berupa berbagai masalah penelitian, bahkan subject matter disiplin atau bidang ilmu. Hasil penelitian tersebut memperluas besaran wilayah penelitian (unsur substansi) yang dapat dijadikan subjek penelitian akademik dalam penyelenggaraan pendidikan, terutama untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.

Apabila sinergi tridarma perguruan tinggi itu dapat diorganisasikan secara efektif oleh pengelola perguruan tinggi, maka terdapat empat hal yang dapat diraih bagi pengembangan penelitian. Pertama, penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi merupakan wahana untuk meningkatkan penelitian. Kedua, penyelenggaraan pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan penelitian akademik dan penelitian pengembangan sesuai dengan kompetensi dosen dan kompetensi mahasiswa pada jenjang pendidikan yang hirarkis (Program S1, Program S2, dan Program S3). Ketiga, penyelenggaraan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat merupakan wahana untuk menguji dan menerapkan unsur-unsur ilmu secara integratif, baik dalam kesatuan kegiatan penelitian (interdisipliner) maupun dalam kesatuan besaran program penelitian (multidisipliner). Keempat, penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat merupakan wahana untuk mengembangkan penelitian kebijakan dan penelitian aksi yang melibatkan dosen, peneliti, dan mahasiswa sesuai dengan minat, kompetensi, dan kemampuan masing-masing.

Ospek !tu MenyeNangkan!

OSPEK!!!
Jika sekilas membaca judulnya, mungkin yang terpikir oleh anda adalah kampanye “ospek aman” atau “ospek non-feodal” atau apalah namanya. tapi bukan itu kok yang saya maksud, sama sekali bukan. Ini mah bener2 mau curhat, karena menurut saya pribadi ospek itu menyenangkan. Ada apa sih kok tiba2 ngomongin ospek? hmm… yah sebenarnya saya dengan umur dan tingkat kuliah segini *sok tua* , jadi panitia saya juga turut berpatisipasi dong!, tapi ada beberapa hal yang saya perhatikan dari ospek jaman sekarang, maksudnya ospek angkatan sekarang.

Ketika saya masih menjadi calon mahasiswi baru atau lebih populer dengan sebutan cami (2006), ospeknya memang masih agak “ketat” jika dibanding ospek sekarang, terutama 1 tahun belakangan. ketika itu dikala ospek masih harus menggunakan pakaian dengan seragam tertentu, walaupun nggak yang aneh2 macem pakai karung beras (goni), tali rafia dsb, tapi kami diwajibkan untuk berseragam sesuai ketentuan tanpa terkecuali, saklek pokoknya. begitupun dengan penampilan seperti rambut yang harus diiakt dengan tali rafia dan berpita rafia warna-warni bagi yang berjilbab kemudian barang2 yang harus dibawa serta waktu pelaksaan ospek yang benar2 ketat (datang subuh pulang maghrib). pada saat mengalaminya rasanya memang sangat berat, pokoknya beban banget deh! harus ini harus itu. tapi dampaknya terasa sekarang, saat2 sulit ospek itu memberikan dampak positif seperti misalnya membantu kita jadi lebih disiplin, teliti, kompak dalam teamwork.

Kemudian saya melihat ospek tahun ini yang terkesan sangat ‘lembek’, mahasiswa baru rasanya terlalu santai menghadapi lingkungan baru di kampus. tidak ada seragam dan waktu pelaksanaan yang relatif santai, mereka datang ke kampus ketika ospek sekitar pukul 07.00, oh…betapa nyantainya mereka! bayangkan jaman saya dulu jam 04.30 pagi harus sudah baris di lapang plus perlengkapan yang sudah rapi. ini berakibat ke mental mereka yang jadi terbawa lembek, bawaannya santai karena tidak ada tekanan kedisiplinan, ini bisa dilihat saya bertemu maba di kampus, mereka nggak ontime ketika masuk kuliah, diakui atau tidak ini akibat kurangnya gemblengan dari proses ospek yang mereka jalani.

Contoh lain minimnya ‘manfaat’ dari ospek sekarang ialah pada kehidupan sosial mereka di kampus, dulu waktu jaman saya kebelakang, setiap cama-cami diwajibkan mencari tanda tangan teman seangkatan dan para senior, seklias hal ini cukup merepotkan dan nggak penting, tapi manfaatnya terasa sampai sekarang, saya saja alhamdulillah masih ada senior yang kenal hingga angkatan 1998. bayangkan anak sekarang, jangankan kenal angkatan yang jauh lebih tua, angkatan diatasnya saja tidak tahu! bahkan ada adik angkatan saya yang sudah kenal satu tahun lebih masih bertanya kami itu angkatan berapa? hebat kan!!! *ironisnya*

Tahukah kalian, salahsatu saat terindah ketika menuntut ilmu di perguruan tinggi bukan hanya ketika wisuda atau ketemu gebetan di kampus, tapi juga pada saat ospek. mungkin bagi para cama-cami sampai sekarang masih terasa mimpi buruk, tapi nanti jika mereka (cama-cami) itu sudah mengalami jadi panitia atau menyaksikan ospek adik kelasnya, maka akan teringat pengalaman ospek mereka dan akan menjadikannya suatu kenangan yang tidak terlupakan. namun sekali lagi saya kecewa dengan ospek2 taun2 belakangan, nggak seru! cuma gitu2 aja, rasanya malah buang2 waktu dan uang saja. Minggu ini saya ikut menjadi panitia Ospek mahasiswa baru di Kampus tercinta saya, tadinya harapan saya akan menemukan hal2 menarik seperti yang saya alami dulu dan saya berserta panitia yang lainnya kan membuat Ospek tahun ini berkesan sesuai dengan TriDarma Mahasiswa

Tapi memang sih yang namanya ospek dari dulu selalu menimbulkan kontroversi, ada yang minta dihapuskan samasekali, ada juga yang minta “hanya” diperlunak saja. tapi yang jelas saya merasa ospek angkatan saya dan beberpa tahun kebelakangnya (2006-2007) yang paling ideal (menurut saya loh!) karena sudah meninggalkan sistem ospek yang katanya feodal, premanisme, dll. tapi tanpa meninggalkan esensi dari ospek itu sendiri yaitu masa orientasi dan adaptasi terhadap lingkungan kampus. bukan pula ospek yang ‘lembek’ dengan para maba yang manja dan nggak mau susah dan tidak menorehkan kenangan indah dan manfaatnya begitu minim. ini opini saya, mungkin anda atau orang lain bisa berkata lain, itu hak masing2. Selanjutnya TERSERAH pada Anda!!!!

Selamat Jalan RirIs..!

Namanya Rumiris Pasaribu, panggilannya Riris. Temanku kuliah satu angkatan 2006-2007 di Fakultas Ekonomi (Akuntansi) UNRIKA, Pertama kali kenal Riris, Saat kami masih semester pertama Riris merupakan mahasiswi transter/pindahan (kayak ngirim uang aja hehehe) dari kampus tentangga, Kalau dikelas dia mah sedikit pendiam, bicaranya memang sopan asli medan kayak orang Jawa, Tapi begitu kenal lebih jauh orangnya ternyata enak, hangat dan seorang teman yang setia. Dan walaupun jarang ikut ngumpul di kampus yaaa karna kami masing-masing memiliki kesibukan bekerja di pagi hingga sore hari hanya dapat ngumpul pada malam hari, dia juga salah seoarang yang mempunyai wawasan walau jarang ngampus tapi ide-idenya bagus juga lho.?

Dia tipe mahasiswi yang berdedikasi, benar2 mencintai apa yang di lakukan. Riris juga tipe manusia pekerja keras yaaa sama kayak temam-teman yang lain begitu juga dengan saya biaya kuliah tidak kami peroleh dengan mudah (tinggal minta sama orang tua) kami harus bekerja dulu menunggu hingga akhir bulan. Dia setahuku adalah termasuk sedikit di antara mahasiswi Akuntansi yang benar2 tahu apa fungsi berbagai macam pelajaran akuntansi, Dia tipe orang yang tetep bisa emerge, menjulang, di tengah kesederhanaan dan keterbatasan. Impian kami Dengan semuanya itu, kami lulus tepat waktu, namun agaknya dia kurang beruntung dalam memperjuangankan hingga akhir S1. Entah apa yang Riris rencanakan untuk hari Rabu 2 Juli 2008 kemarin, mungkin beraktifitas seperti hari-hari biasa bekerja pagi hingga petang dan ngampus. Namun Tuhan mempunyai rencana lain. Hari itu ternyata adalah terjadi kecelakaan antar motor dengan motor hingga akhirnya mengantarkan Riris. Sehari sebelumnya Riris meninggal dunia sekitar pukul 18.00 hingga 21.00 kami semua ngumpul dikampus belajar di kelas yaaa seperti hari-hari biasanya aktifitas malam kami dan kebetulan sekali Riris duduknya berdampingan dengan saya kita belajar dan sambil ngobrol bosa-basi, setelah usai kegitan kelas kita pun pulang kerumah masing tapi saya dan kawan-kawan yang lain masih asik ngobrol begitu pula dengan Riris yang saya lihat di pakiran banyak kawan yang ingin sekali mengantarkan dia pulang dengan sepeda motor tapi itu semua Ia tolak, Dan keesokan harinya kami dengar kabar telpon dan email Ia sudah Tiada dan masih berada di RSOB dan Mendian akan dikebumikan diMedan diTanah kelahirannya. Saya dan kawan-kawan yang lain terus menuju RSOB untuk membuktikan kabar tersebut dan ternyata benar Itu Riris kawan seperjuangan kami,,, Hari itu hujan terun melengkapi sudah kesedihan kami...

Kami semua teman-temannya hanya mampu menemani untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Mendiang di RS saja, karena semau keperluan hingga keberangkatan mendiang dan keluarga sudah diserahkan kepihak Perusahaan dimana Riris berkarya. Hanya itulah yang bisa kami lakukan. Walaupun semuanya berusaha bersikap biasa, aku tahu semuanya sedih, aku tahu semuanya merasa aneh, merasa kaget. Tak ada yang menduga sama sekali, apalagi malam terakhir itu kita semua bertemu bercanda gurau bersama teman-teman. di kampus. Ah.. Selamat jalan Riris,…kamu sekarang sudah tidak ada. Kami akan selalu mengenangmu Teman semoga kamu mendapat tempat terbaik di sisi-Nya

Rabu, 23 Juli 2008

K!DduNk


mengapa perasaan ini terkadang bimbang..
melihat langit terlalu tinggi,melihat laut terlalu luas,
sedangkan kita tinggal di bumi yang tanpa batas,ketakutan selalu ada saat mentari di telan malam,
keraguan selalu datang dikala faJar berganti siang,
apa yang mereka fikirkan tentang dunia yang hanya persinggahan semata,
gemerlap harta,angan2 tentang dunia,impian kebebasan dari belunggu persoalan semuanya itu membuat manusia lupa akan hakekat kehidupan,lupa akan sang pencipta,
mereka tidak menyadari setiap perjalanan pasti ada akhirnya,
setiap cerita pasti akan usai..

begitu juga dengan hidup pasti akan berakhir,
kita tau dan kita yakin dengan itu tapi kenapa banyak manusia yang lalai,
selalu merasa seakan akan dunia ini nyata inilah kehidupan yang sesungguh nya padahal itu salah besar....

dunia yang kita jalani sekarang ini hanyalah sandiwara opera kehidupan,
disini kita di tuntut untuk menjadi aktor dan aktris terbaik,
tinggal bagaimana kita melakonkan peran yang kita ambil....
seperti halnya dengan cinta,kata kata cinta itu sangat manis di dengar sehingga banyak manusia terkena tipu dayanya,
apayang harus di cari dan apa yang sedang kita nanti,
berharap bukanlah satu usaha,dan berusaha tidakbisa menentukan keberhasilan,
pemikiran dan perencanaan yang matang akan menciptakan usaha yg memiliki tujuan......

Selasa, 15 Juli 2008

dalM KerINduan

Siang ini aku merapikan isi laci ku
ku rapikan tanpa henti
dan ku temukan agenda kerja ku
yang lam tak ku jamah
ku buka dan ku Melihat wajahnya
Air mataku berlinang
ternyata aku t'lah berpisah selamanya
Rasa dalam itu masih ada
Diam-diam bertanya pada langit
Tak bisa mengerti kejadian di dunia
Tak bisa lepas dari cinta
Memikirkan masa lalu
Bertemu karena berteduh dari hujan
Romantis dalam sekejap menghilang

Lihat, lihat dia..
Bergigi putih, berbibir merah, begitu tampan
Jelas-jelas seorang yang istimewa
Kelak bertemu kembali di kehidupan mendatang
Atau tak bisa bertemu sama sekali
Aku tak menyesal menderita karena cinta
Asal dia bisa bahagia kelak..
Arwahku tak peduli melayang ke mana
Takkan ku tinggalkan
Akan sering bertemu dalam mimpi